Selamat Datang di Blog resmi Anak Fisika IIC angkatan 2010(FONEC EINSTEIN) LAPORAN ADALAH TEMAN FONEC EINSTEIN 2010: KUMPULAN MAKALAH BIOLOGI

Minggu, 13 Februari 2011

KUMPULAN MAKALAH BIOLOGI



METODE ILMIAH



                                                                              KELOMPOK  I :
·            Ardiansah
·            Nurhidaya
·            Rismawati
·            Sri buyung kurniawati
·            Kin abdul azis
·            Marlina syam
·            Putri lomaasari
·            Nirmayanti


                                                                 

           PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2011


KATA PENGANTAR
                       
          Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya,hingga proses penyusunan makalah ini dapat berlangsung dengan baik,ucapan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini,sehinggah makalaah ini selesai tepat waktu.
            Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai salah satu tugas akhir semester satu atau mid dengan tema “Metode Ilmiah”.Dimana di dalam makalah ini,dijelaskan berbagai hal tentang metode ilmiah.
           Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan ,maka dari itu,saran yang  bersifat membangun dari pembaca,sangat kami harapkan demi penyempurnaan makallah berikutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat,dan difungsikan sebagaimana mestinya.

Makassar, Januari 2011
           
                                                                                              Penulis



i


Daftar Isi
Kata pengantar…………………………………………………………………i
Daftar isi………………………………………………………………………...ii
Bab 1 pendahuluan……………………………………………………………1
Latar belakang…………………………………………………………….1
Rumusan masalah………………………………………………………..2
Tujuan………………………………………………………………………2
Manfaat……………………………………………………………………..2
Bab 2 pembahasan…………………………………………………………….3
A.  Pengertian metode ilmiah……………………………………………3
B.  B.Kriteria Tertentu dalam Metode Ilmiah………………………….4
C.  C.Langkah – Langkah dalam Metode Ilmiah……………………..5
D.  Sifat Ilmu Pengetahuan dan Metode Ilmiah………………………8
E.  Ciri penelitian…………………………………………………………..9

Bab 3 penutup…………………………………………………………………10
A.  Kesimpulan………………………………………………………….10
B.  Saran………………………………………………………………….10


ii

        BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari peranan semua makhluk hidup contohnya tumbuhan melakukan proses fotosintesis yang menghasilkan CO2 yang sangat dibutuhkan semua makhluk hidup,demikian juga dengan Hewan,manusia dan tumbuhan juga membutuhkan peranannya,contohnya manusia memerlukan energy dan kalori yang berasal dari hewan,demikian juga dengan manusia,hewan dan tumbuhan sangat memerlukan tenaga manusia.Demikianla dalam kehidupan ini semua makhluk hidup saling tergantung sama lain.
Permasalahan inilah yang dimanfaatkan oleh para ilmuan untuk dikaji dan dijadikan bahan untuk melakukan eksperimen yang akan bermanfaat bagi kehidupan.Oleh karena itu sebelum melakukan eksperimen kita harus mengenal,mengetahui dan mempelajari apa dan bagaimana itu Metode Ilmiah yang akan dipaparkan dalam bembahasan selanjutnya.





                                                                                                                                        1
B.   RUMUSAN MASALAH
·         Apa metode ilmiah itu?
·         Apa saja criteria dalam metode ilmiah?
·         Apa saja langkah-langkah dalam metode ilmiah?
·         Bagaimana sifat ilmu pengetahuan dan metode imiah?
·         Bagaimana ciri dari penelitian?

C.   TUJUAN
·         Untuk mengetahui apa sebenarnya metode ilmiah itu.
·         Untuk mengetahui kriteria dalam metode ilmiah.
·         Untuk mengetahui langkah-langkah dalam metode ilmiah.
·         Untuk mengetahui sifat ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.
·         Untuk mengetahui ciri dari penelitian.
D.   MANFAAT
·         Dapat mengetahui apa sebenarnya metode ilmiah itu.
·         Dapat mengetahui kriteria dalam metode ilmiah.
·         Dapat mengetahui langkah-langkah dalam metode ilmiah.
·         Dapat mengetahui sifat ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.
·         Dapat mengetahui cirri dari penelitian.




                                                                  



                                                                      2
                                                     BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh Pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.Illmuan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam.Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.Jika suatu  hipotesis lolos uji  berkali-kali,hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.Metode ilmiah dapat dikatakan suatu pengajaran terhadap kebenaran yang  diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang ssistematis dari fakta-fakta,maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari  jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis.Kerena itu,peneliti an metode  ilmiah,pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab,seperti menjawab sebeeapa jauh,mengapa begitu,apakah benar,dan sebagainya.
Menurut Almadl (1938),metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan,pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Oste (1975) berpendapat bahwa  metode ilmiah adalah pengajaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.



                                                                                                                                        3
B.Kriteria Tertentu dalam Metode Ilmiah
1.Berdasarka fakta
Keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian.baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata.Janganlah penemuan atau pembuktian didasarkan pada daya khayal,kira-kira,legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
2.Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka,bersih dan jauh dari  pertimbangan subjektif.Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
3.Menggunakan prinsip-prinsip analisa
Dalam memahami dan member arti terhadap fenomena yang kompleks,harus digunakan prinsip analaisa.Semua masalah harus dicari sebabb-musabab serta pemecahan dengan menggunakan analisa yang logis.Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya ddibuat deskripsinya saja,tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan dengan menggunakan analisa yang tajam.
4.Menggunakan hipotesa
Dalam metodeilmiah,peneliti harus dituntut dalam proses berpikir dengan menggunakan analisa.Hipotesa harus ada untuk meengonnggokkan persoalan serta memadu jalan pikirann ke arah tujuan yang ingin dicapai sehinggah hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat.Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
    5.Menggunakan ukuran objektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinatakan dengan ukuran yang objektif.Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani.Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras.
                                                                                                                                  4
6.Menggunakan teknik kuantitatifika
Dalam memperlakukan  data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan,kecuali atribut-atributYang tidak dapat dikuantifikasikan ukran-ukuran seperti ton,mm,per detik,ohm,kilogram,dan sebagainya harus selalu digunakan .Jauhi ukuran-ukuran seperti: seejauh mata memandang,sehitam aspal,sejauh sebatang rokok,dan sebagainya.Kuantifikasi yang termudah addalah dengan menggunakan ukuran normal,ranking dan rating.

C.Langkah – Langkah dalam Metode Ilmiah
1.Memilih dan mendefinisikan masalah
Langkah pertama dalam meniliti adalah menetapkan masalah yang akan di pecahkan. Untuk menghilangkan keraguan-keraguan. Masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai kemana luas masalah yang akan dipecahkan sebutkan beberapa kata kunci yang terdapat dalam masalah. Misalnya masalah yang dipilih adalah bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?

2.    Survey terhadap data yang tersedia

Setelah masalah dirumuskan,tahap kedua yang dilakukan untuk mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan diperpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan oleh seorang peneliti. Ada kalanya,perumusan masalah dan study keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.

3.memformulasikan hipotesa
Hipotesis merupakan suatu idea tau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topic proyek ilmiah
                                                                                                                             5
dilakuakan,karenanya kebenaran hipotesis ini oerlu diuji lebi lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu di ingat,jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.

4.membangun kerangka analisis serta alat-alat dalam menguji hipotesa

Setelah hipotesa-hipotesa diitetapkan,kerja selanjuutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut.pada ilmu-ilmu social yang telah lebih berkembang,seperti ilmu ekonomi misalnya pengujian hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analitycal framework)  yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengkrefeksikan hubungan antar fenomena secara implisip terdapat dalam hipotesa,untuk di uji dengan tehnik statistic yang tersedia.Pengujian hipotesa  menghendaki data yang di kumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bias saja data primer ataupun data sekunder yang akan di kumpulkan oleh peneliti.

    5. Mengumpulkan data primair
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa,data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bergantung dengan masalah yang dipilih serta metode penelitian yang akan digunakan.,Tehnik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan,misalnya data di peroleh dan plot-plot percobaan yang di buat sendiri oleh peneliti pada metode sejarah atau surfei  normal,data di peroleh dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden,baik secara langsung ataupun menggunakan questioner. Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti  secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang di selidikinya.
       
                                                                                                                                       6
           6. Mengolah,menganalisa serta membuat interpertasi
Adakan analisa sebelum analisa dilakukan,data tersebut disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan Data dapat dalam bentuk  label atauoun membuat coding untuk analisa dengan computer. Sesudah data di Analisa maka perlu di berikan tafsiran ataupun interpertasi terhadap data tersebut.

7. Membuat generalisasi dengan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanhjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hiotesa benar untuk di terima,ataukah hipotesa tersebut di tolak.

8. Membuat laporan
Dari suatu penelitian adalah membuat laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai tehnik tersendiri.

9. Mempublikasikan
Langka terakhir dari suatu penelitian ilmih adalah mempublikasikan hasil kepada masyarakat dimana seorang peneliti harus mengupayakan agar karya atau hail penelitiannya dapat diterima  masyarakat .





                                                                                                                                      7
D.Sifat Ilmu Pengetahuan dan Metode Ilmiah:

1.    Logis atau masuk akal,
yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Definisi, aturan, inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dll. merupakan bentuk logika yang menjadi landasan ilmu pengetahuan. Logika dalam ilmu pengetahuan adalah definitif. Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena.

2.    Obyektif
dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak tergantung pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi. Atribut obyektif mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran fenomena.

3.    Sistematis
yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal. Kedewasaan ilmu pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal dalam teori, hukum, prinsip dan metodenya. Konsistensi internal dapat berubah dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak boleh menghasilkan kontradiksi pada azas teori ilmu pengetahuan.

4.    Andal
 yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan bersifat umum, terbuka dan universal.




                                                                                                                                        8
5.    Dirancang.
 Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya. Ilmu pengetahuan dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan metode ilmiah. Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu pengetahuan.

6.    Akumulatif.
Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori, hukum, dll. yang terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang salah, maka kaedah itu akan diganti dengan kaedah yang benar. Kebenaran ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final, sehingga dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.

E.Ciri Penelitian:

keluaran penelitian diuraikan atau dibuktikan secara analitis, yaitu dijelaskan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel dengan menggunakan Keluaran penelitian harus mengandung kontribusi atau nilai tambah, harus ada sesuatu yang baru untuk ditambahkan pada perbendaharaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Originalitas yang dikandung dalam kontribusi penelitian dapat berlainan tingkatnya, dan tingkat kontribusi ini akan menentukan mutu penelitian. Misalnya, hasil penelitian S3 biasanya mempunyai kontribusi yang sangat mendasar, mempunyai keberlakuan universal, atau mempunyai dampak luas pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kontribusi penelitian S2 bersifat kelanjutan atau penambahan teori, proses atau penerapan yang telah ada. Sedangkan penelitian S1 biasanya merupakan hasil karya mandiri dalam menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya selama belajar di tingkat S1. Kontribusi itu dirumuskan sebagai tesis penelitian.
Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode ilmiah. Penerapan metode ilmiah dalam penelitian bertujuan agar keluaran penelitian dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau mutunya.
     Tesis sebagai metode ilmiah.
                                                                                                                                        9
                                                              BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
·        Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
·        kriteria metode ilmiah adalah : berdasarkan fakta,bebas dari prasangka,menggunakan prinsip-prinsip analisa, menggunakan hipotesa, menggunakan ukuran objektif,dan menggunakan tehnik kuantifika.
·        Langkah-langkah metode ilmiah: memilih dan mendefinisikan makalah,survey terhadap data yang tersedia, memformulasikan hipotesa, membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa, mengumpulkan data primair, mengolah serta menganalisa dan membuat interpretasi, membuat generalisasi dan kesimpulan,dan membuat laporan.
·        Sifat ilmu pengetahuan dan metode ilmiah : logis atau masuk akal, objektif, sistematis, andal, dirancang,dan akumulatif.
·        Cirri penelitian : diuraikan atau dibuktikan secara analitis, mengandung originalitas yang berlainan tingkat, dan pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode ilmiah.



B.  SARAN
·        Gunakanlah makalah ini sebagaimana fungsinya.
·        Setelah membaca makalah ini, lakukanlah langkah-langkah yang benar dalam menyusun karya ilmiah.
·        Dalam menyusun karya ilmiah sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria dalam metode ilmiah.


                                                                                                          
SEL







KELOMPOK  II
  1. ALI MUJAHIT
  2. ERMAYANI
  3. IRMAWATI
  4. SUSI SUSANTI
  5. RAHMIATI
  6. SITTI MASITAH
  7. MEGAWATI
  8. ADI SUGIARTO



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FKIP FISIKA 2010/2011


KATA PENGANTAR

 Puji syukur yang sedalam-dalamnya kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya karena dapat menyelesaikan tugas kelompok  ini. berharap, isi dari tugas kelompok ini dapat menjadi suatu pengetahuan akan organel yang terdapat didalam suatu sel. Dalam penulisan tugas kelompok ini, tentunya penyusun mengalami hambatan atau kesulitan dalam menyelesaikan tugas kelompok ini tetapi dengan adanya motivasi yang timbul sehingga tugas kelompok ini dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, patutlah kembali penyusun menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada Orang Tua yang telah membantu penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas kelompok ini. Tak lupa juga penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada Guru Biologi yang sudah membimbing penyusun dalam penyelesaian tugas kelompok ini. Sekali lagi penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang disebutkan diatas yang telah membantu penyusun dalam penyelesaian karya ilmiah tugas kelompok ini.
Penyusun menyadari betul bahwa dalam penyusunan tugas kelompok ini masih kurang dari apa yang diharapkan. Untuk itu, penyusun sangat mengharapkan saran maupun kritikan atas isi dari tugas kelompok ini, agar pada penyusunan tugas kelompok berikutnya dapat leih baik.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih.

Makassar, 30 januari 2011
Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang


          Sel merupakan kesatuan structural dan fungsional terkecil makhluk
hidup. Oleh karena itu, untuk melaksanakan aktivitas kehidupannya, sel tersusun atas bagian- bagian yang berbeda, baik struktur maupun fungsinya. Bagian-bagian sel tersebut pada dasarnya terdiri atas tiga bagian utama, yaitu membrane sel, sitoplasma, dan organel-organel yang terdapat di dalam sitoplasma.
Setiap organisme tersusun atas satu dari dua kemungkinan tipe sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Perbedaan mendasar kedua jenis sel tersebut adalah dalam hal ada atau tidaknya membrane yang membatasi inti sel. Sel prokariotik tidak mempunyai inti sel yang jelas, sedangkan sel eukariotik memiliki inti sel yang jelas. Adanya membrane inti ini menyebabkan cairan di dalam inti (nukleoplasma) terpisah dengan cairan kental diluar inti (sitoplasma). Nukleoplasma dan sitoplasma merupakan cairan kental yang tersusun atas senyawa-senyawa kimia, misalnya protein dan karbohidrat. Akan tetapi, cairan tersebut berbeda dalam hal protein penyusunnya, baik jumlah maupun jenisnya. Di dalam sitoplasma terdapat banyak organel dengan struktur dan fungsi khusus, seperti reticulum endoplasma, badan golgi, lisosom, mikrobodi, mitokondria, dan nucleus.
  1. Rumusan masalah
1.      Menjejaskan Penertian sel .
2.      Menjelaskan Stuktur sel.
3.      Mengidentifikasi Organel-organel sel .


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sel
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan besar berdasarkan arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organisme eukariota.
Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel yang relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang besar: eubakteria yang meliputi hampir seluruh jenis bakteri, dan archaea, kelompok prokariota yang sangat mirip dengan bakteri dan berkembang-biak di lingkungan yang ekstrim seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genom prokariota terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa organisasi DNA.
Organisme eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks, antara lain dengan membran internal, organel yang memiliki membran tersendiri seperti inti sel dan sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota memiliki beberapa kromosom linear di dalam nuklei, di dalamnya terdapat sederet molekul DNA yang sangat panjang yang terbagi dalam paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain.
Jika panjang DNA diberi notasi C dan jumlah kromosom dalam genom diberi notasi n, maka notasi 2nC menunjukkan genom sel diploid, 1nC menunjukkan genom sel haploid, 3nC menunjukkan genom sel triploid, 4nC menunjukkan genom sel tetraploid. Pada manusia, C = 3,5 × 10-12 g, dengan n = 23, sehingga genom manusia dirumuskan menjadi 2 x 23 x 3,5 × 10-12, karena sel eukariota manusia memiliki genom diploid.
Sejenis sel diploid yaitu sel nutfah dapat terdiferensiasi menjadi sel gamet haploid. Genom sel gamet pada manusia memiliki 23 kromosom, 22 diantaranya merupakan otosom, sisanya merupakan kromosom genital. Pada oosit, kromosom genital senantiasa memiliki notasi X, sedangkan pada spermatosit, kromosom dapat berupa X maupun Y. Setelah terjadi fertilisasi antara kedua sel gamet yang berbeda kromosom genitalnya, terbentuklah sebuah zigot diploid. Notasi genom yang digunakan untuk zigot adalah 46,XX atau 46,XY.
Pada umumnya sel somatik merupakan sel diploid, namun terdapat beberapa perkecualian, antara lain: sel darah merah dan keratinosit memiliki genom nuliploid. Hepatosit bergenom tetraploid 4nC, sedang megakariosit pada sumsum tulang belakang memiliki genom poliploid hingga 8nC, 16nC atau 32nC dan dapat melakukan proliferasi hingga menghasilkan ribuan sel nuliploid. Banyaknya ploidi pada sel terjadi sebagai akibat dari replikasi DNA yang tidak disertai pembelahan sel, yang lazim disebut sebagai endomitosis.
B.          Struktur Dan Fungsi Sel
Struktur sel dibedakan menjadi 2 yaitu struktur sel prokariotik dan eukariotik.
1.                     Srtuktur sel prokariotik
a.                     Dinding sel
Dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan,polisakarida,lemak dan protein.dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang tetap.pada dinding sel terdapat pori-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul
b.                     Membran plasma
Membran sel atau membrane plasma tersusun atas molekul lemak dan protein.fungsinya sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan disekitarnya,dengan jalan mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dan kedalam sel.
c.                     Mesoson
Pada tempat tertentu, membrane plasma melekuk kedalam membentuk mesoson.mesoson berfungsi dalam pembelahan sel dan sebagai penghasil energi.biasanya mesosom terletak dekat dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri.pada membrane mesosom terdapat enzim-enzim pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi oksida untuk menghasilkan energy.
d.                     Sitoplasma
Sitoplasma tersusun atas air,protein,lemak,mineral, dan enzim-enzim.Enzim-enzim digunakan untuk mencerna makanan secara ekstraseluler dan untuk melakukan proses metabolism sel. Metabolism terdiri dari proses penyusunan( anabilisme ) dan penguraian ( katabolisme ) zat-zat.
e.                     Ribosom
Ribosom merupakan organel tak bermembran tempat berlangsungnya sintesis protein. Ukurannya sangat kecil, berdiameter antara 15-20 nm.
f.                      DNA 
Asam deoksiribonukleat merupakan persenyawaan yang tersusun atas gula deoksiribosa,fosfat,dan basa-basa nitrogen.DNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yakni sifat-sifat yang harus di wariskan kepada keturunannya.karena DNA disebut pula sebagai materi genetic.
g.                     RNA
Asam ribonukleat merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA.jadi,bagian tertentu DNA melakukan transkripsi membentuk RNA.RNA membawa kode-kode genetic sesuai dengan pesanan DNA. Selanjutnya, kode-kode genetic itu akan diterjemahkan dalam bentuk uratan asam amino dalam proses sintesis protein.
h.                     Flagela dan pili
Beberapa bakteri menpunyai flagella yang berfungsi untuk pergerakan.hal ini dibuktikan dengan percobaan yaitu jika flagelanya dipotong bakteri tidak dapat bergerak.beberapa bakteri memiliki pili dipermukaan tubuhnya.pili lebih pendek dari flagella bentuknya seperti benang. Fungsi pili bagi bakteri adalah untuk menempel saat melakukan reproduksi.
2.                     Stuktur sel eukariotik
a.                     Membran plasma atau membrane sel tersusun atas molekul lemak dan protein.molekul protein dan lemakj tidak bersifat statis melainkan senantiasa bergerak.
Fungsi membrane plasma
1.                     Melindungi isi sel
2.                     Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
3.                     Menerima rangsangan dari luar sel
b.                     Sitoplasma
Sitoplasma atau plasma sel meliputi isi sel, kecuali nukles.sitoplasma tersusun atas cairan dan padatan.padatan sitoplasma terdiri atas organel-organel.organel adalah bagian sel yang memiliki fungsi khusus misalnya ribosom,mitokondria,dan kompleks golgi. Cairan sitoplasma disebut sitosol.sitosol tersusun atas air,protein,asam amino,vitamin,nukleotida,asam lemak, gula dan ion-ion.
Fungsi sitoplasma.
1.                     Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang penting bagi metabolisme sel.
2.                     Didalam sitoplasma itulah berlangsung kegiatan pembongkaran dan penyusunsn zat-zat melalui reaksi-reaksi kimia.
3.                     Sitoplasma mengalir didalam sel untuk menjamin berlangsungnya pertukaran zat agar metabolism berlangsung dengan baik.
c.                     Nucleus
Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar yang berada didalam sel,memiliki diameter sekitar 10 mikrometer.nukleus biasanya terletak ditengah sel dan berbentuk bulat atau oval.
1.                     Membrane nucleus
Membrane rangkap nucleus terdiri atas membrane luar dan membrane dalam.membran luar berhubungan langsung dengan reticulum endoplasma dan akhirnya ke membrane sel.
2.                     Nukleoplasma
Matriks nucleus disebut nukleoplasma yang tersusun atas air,protein,ion,enzim,dan asam inti yang bersifat gel.
3.                     Nucleolus
Nucleolus (anak inti) terbentuk pada saat terjadi proses transkipsi didalam nucleus.
Fungsi nucleus :
1.                     Mengendalikan seluruh kegiatan sel
2.                     Mengeluarkan RNA dan unut ribosom dari inti ke sitoplasma
3.                     Mengatur pembelahan sel
4.                     Membawa informasi genetic
d.                     Sentriol
Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.sentriol dijumpai pada sel hewan sedangkan pada sel tumbuhan tidak.
e.                     Reticulum endoplasma
Reticulum berasal dari kata reticular yang berarti anyaman benang atau jala.letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) maka disebut reticulum endoplasma (RE).
 fungsi reticulum endoplasma
1.                     Sebagai penampung sintesis protein, untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan oleh sel.
2.                     Mensintesis lemak dan kolestrol
3.                     Menawarkan racun
4.                     Jalan tranpor dalam memindahkan molekul-molekul dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain.
f.                      Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA-ribosom dan protein.menurut bentuknya ribosom terdiri dari unit besar dan unit kecil yang masing-masing berbentuk bulat.
g.                     Kompleks golgi
Kompleks golgi sering disebut golgi saja. Pada sel tumbuhan,kompleks golgi disebut diktiosom.
h.                     Lisosom
Lisosom merupakan membran berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik.
i.                       Badan mikro
Disebut badan mikro karena ukurannya kecil yang terdiri atas peroksisom dan glioksisom.
j.                       Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energy karena berfungsi untuk respirasi.
k.                     Mikrotubulus dan mikrofilamen
Menyusun struktur rangka sel yang disebut sitoskeleton. terdapat pada gelendong sel yaitu berupa benang-benang spindle yang menghubungkan dua kutub sel pada waktu sel membelah.
       
C .Perbedaan sel Hewan Dan Tumbuhan

  Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan memiliki beberapa kekhususan yang tidak ditemukan pada sel hewan. jika kamu perhatikan beberapa jenis hewan, baik invertebrate maupun vertebrata dapat melakukan pergerakan untuk berpindah-pindah dari tempat satu ke tempat lainnnya. Seekor harimau dengan sangat lentur berlari kencang mengejar mangsanya. Hal tersebut karena struktur satuan penyusun jaringan tubuhnya tidak kaku.
              Tumbuhan sama sekali tidak mampu melakukan pergerakan dan bersifat menetap serta kaku. Perbedaan ini jelas menggambarkan bahwa komponen penyusun sel pada tumbuhan berbeda dengan penyusun sel pada hewan, tumbuhan mampu menghasilkan atau mensintesis makanan sendiri, sedangkan hewan sama sekali tidak mampu. Hal ini membuktikan bahwa komponen sel tumbuhan berbeda dengan hewan.


1. Dinding Sel
gambar:Dinding sel tumbuhan.jpg
gambar:Dinding sel tumbuhan.

        Dinding sel hanya ditemukan pada sel tumbuhan, sehingga sel tumbuhan bersifat kokoh dan kaku atau tidak lentur seperti sel hewan.
        Dinding sel tumbuhan banyak tersusun atas selulosa, suatu polisakarida yang terdiri atas polimer glukan (polimer glukosa). Dinding sel tumbuhan berfungsi untuk melindungi, mempertahankan bentuknya serta mencegah kehilangan air secara berlebihan. Adanya dinding sel yang kuat, menyebabkan tumbuhan dapat berdiri tegak melawan gravitasi bumi.          
        Beberapa senyawa penyusun dinding sel, antara lain:
a. Hemiselulosa
     Hemiselulosa merupakan polisakarida yang tersusun atas glukosa, xilosa, manosa dan asam glukoronat. Di dalam dinding sel, hemiselulosa berfungsi sebagai perekat antar mikrofibril selulosa.
b. Pektin
     Pektin merupakan polisakarida yang tersusun atas galaktosa, arabinosa, dan asam galakturonat.
c. Lignin
    Lignin hanya dijumpai pada dinding sel yang dewasa dan berfungsi untuk melindungi sel tumbuhan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.
d. Kutin
    Kutin merupakan suatu selubung atau lapisan pada permukaan atas daun atau batang dan berfungsi untuk mencegah dehidrasi akibat penguapan dan melindungi kerusakan sel akibat patogen dari luar.
e. Protein dan lemak
    Di dalam dinding sel ditemukan dalam jumlah yang sedikit.

2. Kloroplas
gambar:kloroplas.jpg
gambar:kloroplas

               Kloroplas merupakan organel sel bermembran yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan. Organel ini mengandung pigmen fotosintesis yang mampu melangsungkan proses fotosintesis, sehingga tumbuhan digolongkan sebagai produsen karena kemampuannya menghasilkan makanan sendiri.
               Kloroplas merupakan plastida yang mengandung klorofil Plastida pada sel tumbuhan ada bermacam-macam dengan fungsi yang berbeda -beda, Pada umumnya diberi nama sesuai dengan fungsinya, kandungan pigmen Iainnya, adalah amiloplas, leukoplas, kromoplas, dan sebagainya. Organel ini hanya ditemukan pada sel tumbuhan atau organisme autorof uniseluler.
                Pada organel ini, proses fotosintesis berlangsung sehingga organisme yang memiliki kloroplas digolongkan pada organisme autorof, karena kemampuannya dalam menghasilkan makanan sendiri.
Bentuk, ukuran dan jumlah kloroplas untuk tiap sel organisme autorof berbeda-beda. Ada yang berbentuk pita, mangkuk, cakram, dan bentuk - bentuk lainnya. Lebar rata-rata kloroplas adalah 2 - 4 mikrometer dan panjangnya antara 5-10 mikrometer. jumlah kloroplas juga tergantung dari spesiesnya, misalnya Ricinus comunis dapat mencapai 400.000 kloroplas per mm2 luas daun.
               Kloroplas juga terbungkus oleh dua membran, yaitu membran luar dan membran dalam di antara kedua membran tersebut terdapat ruang antar membrane, jika diurutkan dari luar ke dalam, bagian-bagian pembangun kloroplas adalah membran luar, ruang antimembran, membran dalam, dan stroma yang di dalamnya terdapat tilakoid. Tilakoid merupakan hasil penjuluran-penjuluran membran dalam kloroplas ke arah stroma. pada klorplas yang telah dewasa, tilakoidnya terlepas dari membran dalam. Berdasarkan bentuknya, tilakoid kecil (grana). Tilakoid besar, tilakoid stoma (tilakoid antar grana).
              Tilakoid kecil terbentuk seperti cakram atau uang logam yang bertumpuk membentuk suatu struktur yang dinamakan granum (jamak – grana). Tilakoid besar berbentuk saluran-saluran yang saling berhubungan dan membentuk anyaman di dalam stroma. Tilakoid besar juga berfungsi sebagai penghubung anatargrana.
3. Lisosom
      Lisosom merupakan organel sel bermembran yang hanya ditemukan pada sel hewan. Organel ini berisi enzim hidrolitik, misalnya lipase dan protease Organel ini berfungsi dalam proses pencernaan intraseluler. Lisosom banyak ditemukan pada fagosit atau sel –sel yang berfungang masuk ke dalam jaringmasuk kedalam jaringan tubuh.
4.  Sentriol
      Sentriol merupakan organel tak bermembran yang hanya ditemukan pada sel hewan. Organel ini berukuran kecil , jumlahnya sepasang dan letaknya dekat membrane inti dalam posisi tegak lurus antar keduanya. Organel ini akan memisah satu sama lain untuk membentuk gelendong pembelahan pada saat terjadi pembelahan sel.
5. Cincin Kontraktil             
     Cincin kontraktil hanya ditemukan pada sel hewan. Cincin kontraktil terbentuk pada saat pembelahan sel, tepatnya pada tahap sitokinesis atau pembagian sitoplasma sel anak. Pembagian siitoplasma berlangsung setelah pembagian materi inti (kriokinesis) selesai. Pada sel tumbuhan , setelah pembagian materi inti selesai maka dinding sel baru terbentuk tanpa adanya cincin kontraktil.
6. Vakuola
   
gambar:vakuola sel hewan dan tumbuhan.jpg

   
          Vakuola sentral merupakan organel bermembran sel, berukuran besar yaitu hampir setengah dari volume sel. Fungsi organel ini adalah sebagai tempat menyimpan air dan cadangan makanan pada sel tumbuhan. Pada organisme bersel satu seperti paramaecium dan Amoeba. juga ditemukan adanya organel ini.  
          Vakuola pada organisme ini dinamakan vakuola kontraktil dan vakuola makanan dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan vakuola yang terdapat pada sel tumbuhan.

gambar:Plasmodesmata.jpg7 . Plasmodesmata
   

gambar:Plasmodesmata.


      Plasmodesmata merupakan bentuk hubungan atau komunikasi antar sel satu dengan sel tetangganya yang terjalin karena adanya juluran membrane retikulum endoplasma sel yang satu ke sel lainnya melalui suatu celah khusus yang terbentuk di antara kedua sel yang berhimpitan. Plasmodesmata hanya terdapat pada tumbuhan.









BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kita sebagai pelajar yang harus lebih mengenal akan bagian-bagian sel beserta fungsi dan kegunaan dalam menjalankan proses kehidupan. Dengan kita mengenal organel-organel sel ini kita sudah tahu apa yang menjadi dasar dalam proses kehidupan.

B.   Saran
Dengan mengenali bagian-bagian serta organel yang terdapat di dalam sel. Kita sudah dapat mengetahui akan pentingnya bagian sel tersebut meskipun ukurannya sangat kecil. Tetapi organel sel ini sangat menopang kehidupan makhluk hidup. Karena kita tahu bersama bahwa sel merupakan kesatuan fungsional dan struktural terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup. Oleh karena itu, kita harus lebih memperhatikan akan kebutuhan sel yang ada di dalam diri kita masing-masing.


FOTOSINTESIS


DI SUSUN OLEH:
Ø SALEHUDDIN
Ø NUKRAH
Ø KARTINI
Ø FATMAWATI
Ø NURLINA
Ø HARINI
Ø SAROSMAWATI AHMAD
Ø HASNIATI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSA
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabat dan sekalian umatnya yang bertakwa.
Atas berkat rahmat serta inayah Allah jualah kami selaku penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul : “ FOTOSINTESIS ”.  Adapun penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi umum jurusan PENDIDIKAN FISIKA. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak menutup kemungkinan apabila masih terdapat kesalahan atau kekeliruan.  Karena kesempurnaan hanya milik pencipta alam semesta ini.
Akhirnya sesuai dengan kata pepatah “ Tiada gading yang tak retak”,saya mengharapkan saran dan kritik,khususnya dari teman-teman sekalian demi perbaikan makalah kami ini. Semoga makalah sederhana  ini mendatangkan manfaat bagi penulis dan bagi rekan-rekan semua pada umumnya .Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah ikut membantu sehingga selesainya makalah ini.
Wassalamu Alaikum Wr.Wb

                                                                                                          Makassar 25 sanuari 2011



                                                                                                                     Tim penyusun


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Fotosintesis merupakan proses utama yang dilakukan oeleh tumbuhan. Sesuai dengan fungsinya yaitu mengolah bahan makanan menjadi energi. Tanpa adanya energy, semua makhluk hidup tidak dapat melakukan aktivitas. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa fotosintesis merupakan proses vital yang wajib terjadi pada tumbuhan.
Selain itu, hasil dari proses fotosintesis juga dimanfaatkan oleh makhluk hidup lain untuk menimbulkan energi pula. Sehingga, fotosintesis merupakan proses yang penting untuk dipelajari.

B.   Tujuan
1.     Mengetahui proses-proses yang terjadi pada peristiwa fotosintesis.
2.     Mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi peda proses fotosintesis.

C.   Rumusan Masalah
1.     Apakah yang dimaksud dengan fotosintesis?
2.     Percobaan apa saja yang berhubungan dengan fotosintesis?
3.     Bagaimana proses fotosintesis?
4.     Faktor – faftor apa saja yang mempengaruhi fotosintesis?
5.     Apakah peran cahaya dalam fotosintesis




BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian
Fotosintesis : Peristiwa penyusunan zat organik (gula)  dari zat anorganik (CO2 dan H2O) dengan pertolongan energi cahaya.  Karena bahan baku yang digunakan adalah CO2 (zat karbon) maka fotosintesis dapat pula disebut asimiliasi karbon. Proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau dapat terjadi dengan bantuan:
·        sinar matahari,
·        air,
·        garam mineral yang diserap,
·        karbondioksida dari udara diubah menjadi zat makanan.

B.      Percobaan yang Berhubungan dengan Fotosintesis
1.     Ingenhousz
Orang pertama yang melakukan penelitian adalah Jan Ingenhousz. Ia memasukkan Hydrilla verticillata dalam bejana yang berisi air. Bejana ditutup dengan corang terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air sampai penuh. Bejana tersebut diletakkan di terik matahari, kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan itu. Gelembung idara tersebut menandakan adanya gas yaitu oksigen. Ingenhousz menyimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen.
2.     T.W Engelmann
Ia melakukan percobaan dengan menggunakan alga spirogyra. Hanya kloroplas yang terkena cahaya yang mengeluarkan oksigen. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya bakteri yang berkerumun di bagian kloroplas yang terkana cahaya. Sehingga disimpulkan bahwa:
a.  Fotosintesis dilakukan oleh kloroplas
b.  Kloroplas hanya berfotosintesis jika terkena cahaya.
3.     J.V. Sachs
Ia membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Caranya, daun dibungkus kertas timah dan dibiarkan terkena cahaya matahari sejak pagi hingga sore. Kemudian daun tersebut direbus untuk mematikan sel-selnya. Kemudian daun tersebut dimasukkan dalam alcohol agar klorofilnya larut dan daun menjadi pucat. Kemudian ditetesi dengan iodine, sehingga bagian yang pucat tetap pucat sedangkan yang tidak tertutup berwarna biru kehitaman. Warna tersebut menandakan bahwa di daun terdapat amilum.
4.     Robert Hill
Hill membuktikan bahwa energi cahaya untuk memecah air (fotolisis), disebut reaksi terang yang terjadi di grana.
5.     Blackman
Blacman membuktikan bahwa reduksi karbon dioksida oleh H2 tanpa keterlibatan langsung dari cahaya, disebut reaksi gelap yang terjadi di stroma.




C.            Proses Fotosintesis
Fotosintesis merupakan proses menggabungkan CO2, H2O menjadi gula dengan menggunakan energi cahaya dengan menggunakan organel yang disebut kloroplas.
Proses fotosintesis dibagi menjadi dua reaksi yaitu :
a.     Reaksi Terang
Reaksi terang merupakan langkah-langkah mengubah energy matahari menjadi energy kimia. Cahaya yang diserap oleh klorofil menggerakkan transport electron dan hydrogen dari air ke penerima ( aseptor ) yang disebut NADP+ yang berfungsi sebagai pembawa electron dalam respirasi seluler. Reaksi terang menggunakan tenaga matahari untuk mereduksi NADPmenjadi NADPH dengan cara menambahkan sepasang electron bersama dengan nucleus hydrogen atau H+. Reaksi terang juga menghasilkan ATP dengan memeberi tenaga bagi penambahan gugus fosfat yang pada ADP, proses ini disebut fotofosforilasi.
Reaksi terang terjadi di grana, persisnya di membran tilakoid. Reaksi terang menggunakan 2 fotosistem yang berhubungan. Fotosistem I menyerap cahaya dengan panjang gelombang 700 nm maka disebut P700, berfungsi untuk menghasilkan NADPH. Fotosistem II menyerap cahaya dengan panjang gelombang 680 nm maka disebut P680, berfungsi untuk membuat potensial oksidasi cukup tinggi sehingga bisa memecah air. Bila bekerja bersama, 2 fotosistem ini melakukan proses fotofosforilasi non-siklik yang menghasilkan ATP dan NADPH. Fotosistem I mentransfer elektron ke NADP+ untuk membentuk NADPH. Kehilangan elektron digantikan oleh elektron dari fotosistem II. Fotosistem II dengan potensial oksidasinya yang tinggi dapat memecah air untuk menggantikan elektron yang ditransfer ke fotosistem I. Kedua fotosistem ini dihubungkan oleh kompleks pembawa elektron yang disebut sitokrom/komplek b6-f. Kompleks ini menggunakan energi dari pemindahan elektron untuk memindahakan proton dan mengaktifkan gradien proton yang digunakan oleh enzim ATP sintase.
Saat pusat reaksi Fotosistem II menyerap foton, elektron tereksitasi pada molekul klorofil P680, yang mentransfer elektron ini ke akseptor elektron. P680 teroksidasi melepaskan elektron dari kulit terluar atom Mg. Atom Mg yang teroksidasi dengan bantuan enzim pemecah air, melepaskan elektron dari atom oksigen dari 2 molekul air. Proses ini membuat P680 menyerap 4 foton untuk melengkapi oksidasi 2 molekul air dan mengahsilkan 1 oksigen. Elektron yang tereksitasi dibawa oleh plastoquinon dan kemudian diterima oleh kompleks b6-f. Kehadiran elektron menyebabkan kompleks memompa proton ke celah tilakoid, kemudian elektron dibawa oleh plastosianin ke fotosistem I.
Pusat reaksi fotosistem I menyerap foton maka elektronnya tereksitasi. ”Lobang” yang ditinggal elektron segera ditempatin olek elektron dari Fotosistem II, sedangkan elektron yang tereksitasi tersebut ditanggap oleh ferredoxin. Ferredoxin tereduksi membawa elektron dengan potensial yang tinggi kemudian ditangkap oleh NADP+ untuk membentuk NADPH.Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim NADPH reduktase. Enzim ATP sintase menggunakan gradien proton yang tercipta saat tranpor elektron untuk mensintesis ATP dari ADP + Pi.

a.     Reaksi Gelap
Reaksi gelap adalah reaksi pembentukan gula dari CO2 yang terjadi di stroma. Berbeda dengan reaksi terang, reaksi gelap atau reaksi tidak bergantung cahaya bisa terjadi pada saat siang dan malam, namun pada siang hari laju reaksi gelap tentu lebih rendah dari laju reaksi terang.
Reaksi gelap dimulai dengan pengikatan atau fiksasi 6 molekul CO2 ke 6 molekuk gula 5 karbon yaitu ribulosa 1,5 bifosfat, dikatalisis oleh enzim ribulosa bifosfat karboksilase/oksigenase(rubisco) yang kemudian membentuk 6 molekul gula 6 karbon. Molekul 6 karbon ini tidak stabil maka pecah menjadi 12 molekul 3 karbon yaitu 3 fosfogliserat. 3 fosfogliserat kemudian difosforilasi oleh 12 ATP membentuk 1,3 bifosfogliserat. 1,3 bifosfogliserat difosforilasi lagi oleh 12 NADPH membentuk 12 molekul gliseradehida 3 fosfat/PGAL. 2 PGAL digunakan untuk membentuk 1 molekul glukosa atau jenis gula lainnya, sedangkan 10 molekul lainnya difosforilasi oleh 6 ATP untuk kembali membentuk 6 molekul Ribulosa 1,5 bifosfat. Proses pengikatan CO2 ke RuBP disebut fiksasi, proses pemecahan molekul 6 karbon menjadi molekul 3 karbon disebut reduksi dan proses pembentukan kembali RuBP dari PGAL disebut regenerasi.
Fotosintesis ini disebut mekanisme C3, karena molekul yang pertama kali terbentuk setelah fiksasi karbon adalah molekul berkarbon 3. Kebanyakan tumbuhan menggunakan fotosintesis C3 disebut tumbuhan C3.
Untuk beberapa tumbuhan, mereka terpaksa melakukan fotosintesis dengan cara yang sedikit berbeda karena kondisi lingkungan. RuBP, alih-alih mengikat CO2, justru mengikat O2 sehingga berubah menjadi glikolat dan terurai. Proses ini disebut fotorespirasi. Saat fiksasi karbon, CO2 dan O2 berkompetisi untuk berikatan dengan RuBP. Pada kondisi normal bersuhu 25 C, 20% fiksasi karbon untuk fotosintesis hilang karena fotorespirasi. Kemungkinan makin meningkat saat kondisi panas, kering dan stomata menutup di siang hari untuk menyimpan air. Kondisi ini menyebabkan CO2 tidak bisa masuk dan O2 tidak bisa keluar sehingga terjadi fotorespirasi. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka tanaman mengikatkan CO2 ke fosfoenolpiruvat(PEP), dikatalisis oleh PEP karboksilase dan membentuk senyawa 4 karbon, biasanya oksaloasetat. Mekanisme ini disebut mekanisme C4. Pengikatan ini terjadi disel mesofil. Oksaloasetat kemudian berubah menhadi malat yang memasuki sel seludang dan disanalah malat melepaskan CO2 untuk memulai siklus Calvin. Mala berubah menjadi piruvat yang keluar menuju sel mesofil, berubah menjadi PEP untuk berikatan lagi dengan CO2.



Reaksi Fotosintesis secara Umum
D.      Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis
a.           Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
b.           Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
c.            Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
d.           Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
e.            Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
f.             Tahappertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.



E.         Cahaya yang Berperan dalam Fotosintesis
F.    Fotosistem
      Kumpulan pigmen dan protein yang berasosiasi dengan membran tilakoid yang memanen energi dari elektron yang tereksitasi
      Energi yang ditangkap ditransfer antara molekul fotosistem sampai mencapai molekul klorofil pada pusat reaksi
      Pada pusat reaksi terdapat 2 molekul
      Klorofil  a
      Akseptor elektron primer
      Pusat reaksi klorofil dioksidasi dengan hilangnya elektron melalui reduksi akseptor elektron primer
      Terdapat fotosistem I dan  II


G.     Aliran Elektron
a.           Terdapat dua rute jalur elektron yang tersimpan pada akseptor elektron primer
b.           Kedua jalur
·        Dimulai dengan penangkapan energi foton
·        Menggunakan rantai transport elektron dengan sitokrom untuk kemiosmosis
c.         Aliran elektron nonsiklik
·        Menggunakan fotosistem II dan I
·        Elektron dari fotosistem II dihilangkan dan diganti oleh elektron yang didonasikan oleh air
·        Mensintesis ATP dan NADPH
·        Donasi elektron mengkonversi air O2 dan 2H+
d.           Aliran elektron siklik
·        Hanya menggunakan fotosistem I
·        Elektron dari fotosistem I di-recycle
Mensintesis ATP

H.     Tanaman CAM dan C4
a.        Tanaman C4
Tanaman C4 meminimalkan keperluan fotorespirasi dengan cara menggabungkan CO2 ke dalam senyawa empat karbon di sel mesofil
b.           Tanaman CAM
Membuka stomatanya pada malam hari, menggabungkan CO2 ke dalam asam organik



Selama siang hari, stomata tertutup
     CO2 dilepaskan dari asam organik untuk digunakan dalam siklus Calvin
      Anatomi daun C4 dan jalur C4
Ø Jalur CAM mirip dengan jalur C4






















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
1.     Fotosintesis : Peristiwa penyusunan zat organik (gula)  dari zat anorganik                (CO2 dan H2O) dengan pertolongan energi cahaya
2.     Percobaan yang berkaitan dengan fotosintesis:
ü  Ingenhousz
ü  T.W Engelmann
ü  J.V. Sachs
ü  Robert Hill
ü  Blackman
3.     Proses fotosintesis terdiri dari dua reaksi, yaitu reaksi gelap dan reaksi terang.
4.     Faktor yang mempengaruhi fotosintesis:
ü    Intensita cahaya
ü    Konsentrasi karbon dioksida

ü    Suhu

ü    Kadar air

ü    Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)

ü    Tahap pertumbuhan


5.     Peranan cahaya dalam fotosintesis adalah sebagai sumber energy ( foton ).



Tugas Makalah
Mata Kuliah BIOLOGI UMUM



DIFUSI, OSMOSIS
DAN TRANSPOR AKTIF






Oleh:
KELOMPOK 4

Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
2011
NAMA KELOMPOK
1.   MISNAWATI
2.   BADARIAH
3.   NINA SRIYANTI
4.   HUSNAENI.H
5.   KURSIAH
6.   SARIFIDDIN B.D.SUKU
7.   SUPRATMAN.L












KATA PENGANTAR
Assalamu Allaikum. Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Difusi, Osmosis dan Transpor Aktif” dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Biologi Umum pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat bagaimana proses difusi, osmosis dan transpor aktif dalam biologi dan bagaimana kegunaan dalam kehidupan masyarakat.
Penulis juga tak lupa menghanturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen, pembimbing, teman-teman dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, karena tanpa bentuan mereka penulis tidak dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tak ada manusia yang sempurna. Kalimat tersebut masih tetap dan akan terus tersandang bagi penulis. Makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritikan agar dapat membangun dan menjadikan makalah selanjutnya lebih baik dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
                                                                          Makassar, 26 Januari 2011

                                                                                                                                  Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Dalam mengambil zat-zat nutrisi yang penting dan mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan, sel melakukan berbagai jenis aktivitas, dan salah satunya adalah difusi. Ada dua jenis difusi yang dilakukan, yaitu difusi biasa dan difusi khusus.
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Transpor aktif adalah pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula.

B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah yaitu:
Ø  Bagaimana difusi, osmosis, dan transport aktif?



C.    TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
Tujuan dari penulisan ini adalah:
Ø  Untuk mengetahui difusi, osmosis, dan transport aktif.
Manfaat dari penulisan ini adalah:
Ø  Agar kita dapat mengetahui bagaimana difusi, osmosis, dan transport aktif
















BAB II
PEMBAHASAN
A.    DIFUSI
Difusi biasa terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophobic atau tidak berpolar / berkutub. Molekul dapat langsung berdifusi ke dalam membran plasma yang terbuat dari phospholipids. Difusi seperti ini tidak memerlukan energi atau ATP [Adenosine Tri-Phosphate].
Difusi khusus terjadi ketika sel ingin mengambil nutrisi atau molekul yang hydrophilic atau berpolar dan ion. Difusi seperti ini memerlukan protein khusus yang memberikan jalur kepada partikel-partikel tersebut ataupun membantu dalam perpindahan partikel. Hal ini dilakukan karena partikel-partikel tersebut tidak dapat melewati membran plasma dengan mudah. Protein-protein yang turut campur dalam difusi khusus ini biasanya berfungsi untuk spesifik partikel.
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:[1]
·         Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi.
·         Ketebalan membran. Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
·         Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
·         Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
·         Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.[2]
Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis.


Contoh peristiwa difusi yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara. Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida. Gambar di atas menunjukkan perpindahan konsentrasi larutan yang lebih tinggi ke konsentrasi larutan yang lebih rendah sampai terjadi keseimbangan dinamis.
1.      Difusi Sederhana
Difusi sederhana berarti bahwa gerakan kinetik molekuler dari molekul ataupun ion terjadi melalui celah membran atau ruang intermolekuler tanpa perlu berikatan dengan protein pembawa pada membran. Kecepatan difusi ditentukan oleh : jumlah zat yang tersedia, kecepatan gerak kinetik dan jumlah celah pada membran sel.
Difusi sederhana ini dapat terjadi melalui dua cara:
a)      Melalui celah pada lapisan lipid ganda, khususnya jika bahan berdifusi terlarut lipid.
Salah satu faktor paling penting yang menentukan kecepatan suatu zat melalui lapisan lipid ganda ialah kelarutan lipid dan zat terlarut. Seperti misalnya kelarutan oksigen,nitrogen, karbon dioksida dan alkohol dalam lipid sangat tinggi,sehingga semua zat ini langsung larut dalam lapisan lipid ganda dan berdifusi melalui membran sel sama seperti halnya dengan difusi yang teradi dalam cairan. Kecepatan zat-zat ini berdifusi melalui membran berbanding langsung dengan sifat kelarutan lipidnya.
b)      Melalui saluran licin pada beberapa protein transpor.
Air tidak dapat menembus lapisan lipid ganda,air dapat menembus membran sel dengan mudah ,molekul ini berjalan melalui saluran protein. Molekul lain yang bersifat tidak larut dalam lipid dapat berjalan melalui saluran pori protein dengan cara yang sama seperti molekul air jika ukuran molekulnya cukup kecil. Semakin besar ukurannya, kemampuan penetrasinya menurun secara cepat.
Saluran protein dibedakan atas dua sifat khas :
1)      Saluran ini bersifat permeabel selektif terhadap zat.
2)      Saluran ini dapat dibuka dan ditutup oleh gerbang.
Sebagian besar saluran protein bersifat sangaet selektif untuk melakukan transpor satu atau lebih ion atau molekul spesifik. Ini akibat dari ciri khas saluran itu sendiri seprti diameternya,bentuknya dan jenis muatan listrik di sepanjang permukaan dalamnya. Salah satu contoh saluran yang paling penting yaitu saluran natrium,permukaan dalam saluran ini bermutan negatif kuat. Muatan negatif ini menarik ion natrium kedalam saluran kemudian ion natrium ini berdifuisi kedalam sel. Saluran natrium ini secara spesifik bersifat selektif untuk jalannya ion-ion natrium. Sebaliknya terdapat serangkian saluran protein yang bersifat untuk transpor kalium. Saluran ini berukuran lebih kecil dari pada saluran natrium dan tidak bermuatan negatif,sehingga tidak mempunyai daya tarik kuat untuk menarik ion-ion agar masuk kedalam saluran. Karena ukurannya yang kecil hanya dapat dilalui oleh ion kalium,sehingga ion kalium dengan mudah berdifusi keluar sel.
Gerbang saluran protein. Tujuan gerbang saluran protein ini untuk mengtur permeabitas saluran. Dalam hal saluran natrium, pembukaan dan penutupan ini terjadi pada bagian luar saluran dari membran sel. Sedangkan pada saluran kalium, terjadi pada bagian dalam ujung saluran. Pembukaan dan penutupan gerbang diatur dalam dua cara:
·         Voltase gerbang.
Pada saat terdapat muatan negatif kuat pada bagian dalam membran sel,gerbang natrium dibagian luar akan tertutup rapat, sebaliknya bila bagian dalam membran keilangan muatan negatifnya,gerbang ini akan akan terbuka secara tiba-tiba sehingga memungkinkan sejumlah besar ion natrium mengalir masuk melalui pori-pori natrium. Pada gerbang kalium akan membuaka bila bagian dalam membran sel menjadi bermuatan positif.
·         Gerbang kimiawi.
Gerbang saluran protein akan terbuka karena mengikat molekul lain dengan protein,hal ini akan menyebabkan perubahan pada molekul protein sehingga gerbang akan terbuka atau tertutup. Contohnya efek saluran asetilkolin.(di bicarakan pada sistem saraf).
2.      Difusi Dipermudah
Disebut juga dengan difusi diperantarai pembawa,artinya pembawa akan mempermudah difusi zat ke sisi lain. Zat –zat paling penting yang melintasi proses difusi yang dipermudah ialah glukose dan sebagian besar asam-asan amino. Molekul pembawa akan mentraspor glukose atau monosakarida lainya ke dalam sel. Insulin dapat meningkatkan kecepatan proses difusi ini sebesar 10 sampai 20 kali lipat. Ini adalah mekanisme dasar yang digunakan insulin untuk mengatur pemakian glukose dalam tubuh.
MEKANISME FISIOLOGIS PROSES DIFUSI DI DALAM SEL
1.      Mekanisme Difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion), difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi sederhana melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O, CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter untuk dapat menembus membrane.
Proses masuknya molekul besar yang melibatkan transforter dinamakan difusi difasilitasi.

2.      Mekanisme Difusi dan Difasilitasi
Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein transforter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu molekul glukosa diperlukan protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa ke dalam sel.
Protein transporter untuk grukosa banyak ditemukan pada sel-sel rangka, otot jantung, sel-sel lemak dan sel-sel hati, karena sel-sel tersebut selalu membutuhkan glukosa untuk diubah menjadi energi.

B.     OSMOSIS

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.
Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel.
Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah konsentrasi “solute” tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah “solute” rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap “solute” dari satu sisi dan membiarkan pendapatan “solvent” murni dari sisi satunya.
Proses ini telah digunakan untuk mengolah air laut untuk mendapatkan air tawar, sejak awal 1970-an.
Ø  Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban
Ø  Contoh: penyerapan air oleh benih
Ø  Proses awal perkecambahan
Ø  Benih akan membesar, kulit benih pecah, berkecambah ditandai oleh keluarnya radikula dari dalam benih.

MEKANISME OSMOSIS
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipertonis, sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
Apakah yang terjadi jika sel tumbuhan atau hewan, misalnya sel darah merah ditempatkan dalam suatu tabung yang berisi larutan dengan sifat larutan yang berbeda-beda?  Pada larutan isotonis, sel tumbuhan dan sel darah merah akan tetap normal bentuknya. Pada larutan hipotonis, sel tumbuhan akan mengembang dari ukuran normalnya dan mengalami peningkatan tekanan turgor sehingga sel menjadi keras. Berbeda dengan sel tumbuhan, jika sel hewan/sel darah merah dimasukkan dalam larutan hipotonis, sel darah merah akan mengembang dan kemudian pecah /lisis, hal irri karena sei hewan tidak memiliki dinding sel. Pada larutan hipertonis, sel tumbuhan akan kehilangan tekanan turgor dan mengalami plasmolisis (lepasnya membran sel dari dinding sel), sedangkan sel hewan/sel darah merah dalam larutan hipertonis menyebabkan sel hewan/sel darah merah mengalami krenasi sehingga sel menjadi keriput karena kehilangan air.

C.    TRANSPOR AKTIF
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat permeabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Transpor aktif dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, dimana muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran, dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan.  Proses transport aktif dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati situs pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran yang sebelumnya membuka ke arah dalam sel menjadi membuka ke bagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari protein integral menuju ke luar sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka ke arah luar menjadi membuka ke arah dalam sel dan ion kalium dilepaskan ke dalam sel.
Transpor aktif adalah pengangkutan lintas membran dengan menggunakan energi ATP, melibatkan pertukaran ion Na+ dan K+ (pompa ion) serta protein kontraspor yang akan mengangkut ion Na+ bersama melekul lain seperti asam amino dan gula.
ü  Arahnya dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
ü  Misalnya perpindahan air dari korteks ke stele.
ü  Transpor aktif merupakan transpor yang mengkonsumsi atau menggunakan energi untuk mengeluarkan dan/atau memasukkan ion-ion dan molekul melalui membran sel, melawan perbedaan konsentrasi.
ü  Ini menunjukkan, bahwa sel pada suatu waktu tidak dapat hanya mengandalkan difusi dan osmosis untuk memperoleh keperluan hidupnya.
ü  Energi diperlukan karena ada zat yang harus dipindahkan melawan kecenderungan alami berdifusi ke arah yang berlawanan.
ü  Berbeda dengan difusi yang dapat berjalan ke dua arah, transpor aktif merupakan gerakan satu arah dan dipengaruhi oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel.
ü  Muatan listrik ini terutama ditentukan oleh ion-ion Natrium (Na+), Kalium (K+), dan ion klor (Cl-). Keluar masuknya ion Na+, dan K+ dilakukan oleh pompa natrium-kalium (pompa Na+-K-) dengan menggunakan energi yang diperoleh dari ATP (adenosin triphospate).
ü  Pompa Na+- K- bekerja memompa ion Na+ ke luar sel dan memasukkan ion K- ke dalam sel.
ü  Konsentrasi ion K+ yang tinggi diperlukan untuk sintesis protein, glikosis, fotosintesis dan proses vital lainnya.
ü  Keberadaan ion-ion Na+ dan K+ penting untuk mengendalikan pengaturan osmosis, mempertahankan kegiatan listrik dalam sel saraf dan memacu transpor aktif bagi zat-zat lain seperti glukosa dan asam amino.
ü  Dalam beberapa hal, kombinasi antara transpor aktif dan difusi dapat terjadi.
Transpor aktif terjadi melawan kemiringan konsentrasi, sehingga melibatkan energi. Transpor aktif melibatkan reseptor dan transporter.
Transpor aktif terdiri dari :
§  Uniport, jika macam zat dan arahnya satu.
§  Symport, jika macam zat dua dan arah sama.
§  Antiport, jika macam zat dua dan arah berbeda.
Transport pasif merupakan transport ion, molekul, dan senyawa yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Transport pasif mencakup osmosis dan difusi.
·         Difusi dibedakan menjadi difusi dipermudah dengan saluran protein dan difusi dipermudah dengan protein pembawa.
·         Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel.
·         Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama).
·         Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang.
·         Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membrane.
·         Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran.
·         Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.
·         Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda.
·         Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama.
·         Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya.
·         Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan).
·         Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian.
·         Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
Perbedaan antara transpor aktif dengan transpor pasif
1)      Transpor aktif memerlukan suatu energi, sedangkan transpor pasif terjadi tidak memerlukan energi atau tanpa energi.
2)      Transpor aktif bersifat melawan gradien konsentrasi sedangkan transpor pasif hanya diam.
3)      Transpor aktif terdiri melalui endositosis dan eksositosis, sedangkan transpor pasif terdiri dari difusi, osmosis.
Cytosis adalah transpor yang melibatkan membran pecah. Proses ini melibatkan lisosom, berarti zat dicerna dan ditranspor dalam vesikula.
·         Cytosis dibagi dua berdasarkan arah keluar-masuknya, yaitu endocytosis dan exocytosis.
·         Endocytosis, yaitu memasukkan zat.
·         Phagocytosis (makan, mencytosis zat dalam bentuk padat), hal ini terjadi pada sel makrofaga dan leukosit inti polimorf, yang keduanya dibutuhkan dalam menjaga imunitas tubuh. Untuk diphagocytosis suatu zat harus memiliki reseptor khusus pada membran sel yang melekat pada tempat tertentu (binding site).
·         Zat yang akan dimakan masuk ke dalam fogosom dan bergabung dengan lisosom membentuk lisosom II dan terjadilah pencernaan, yang terderna berdifusi lewat membran lisosom ke dalam sitosol dan yang tak tercerna sebagai bahan residu di dalam lisosom.
·         Pinocytosis (minum, mencytosis zat dalam bentuk cair larutan atau suspensi), zat yang masuk ke dalam vesikula halus (pinosom) dan kemudian bergabung dengan lisosom I dan membentuk lisosom II, maka terjadilah pencernaan.
·         Pinocytosis umum terjadi pada banyak sel tubuh. Exocytosis, yaitu mengeluarkan zat yang berupa sekresi atau menggetahkan.
·         Sekret ada yang disimpan dalam vesikula sekresi dan ada yang diexocytosis kalau dirangsang oleh sinyal ekstraseluler (aksi potensial, hormon, neurtransmitter) yang diikat oleh reseptor khusus membran, hal ini membuat kadar Ca2+ naik (yang berasal dari mitokondria atau RE), dan ini mendorong terjadi exocytosis.
·         Transpor tanpa lisosom, hal ini dikarenakan zat yang dicytosis tidak perlu dicerna. Ini terdapat pada sel endotel pembuluh kapiler darah.
·         Zat yang diendocytosis akan dilakukan exocytosis lagi, sehingga membran banyak yang berlobang.

Proses Pergerakan Cairan Tubuh
Ø  Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh melibatkan mekanisme transpor pasif dan aktif.
Ø  Mekanisme transpor pasif tidak membutuhkan energi sedangkan mekanisme transpor aktif membutuhkan energi.
Ø  Difusi dan osmosis adalah mekanisme transpor pasif. Sedangkan mekanisme transpor aktif berhubungan dengan pompa Na-K yang memerlukan ATP.















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Ø  Difusi dibedakan menjadi difusi dipermudah dengan saluran protein dan difusi dipermudah dengan protein pembawa.
Ø  Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel.
Ø  Transpor aktif terjadi melawan kemiringan konsentrasi, sehingga melibatkan energi. T
Ø  ranspor aktif melibatkan reseptor dan transporter
B.     SARAN
Dari pembahasan diatas, penulis menyarankan bahwa proses transport aktif dan transport pasif yaitu difusi dan osmosis sangat berguna dalam dunia biologi. Selain itu penulis menyarankan agar dapat membaca makalah ini dengan baik.


[1] Factors affecting the rate of diffusion across cell membrane. www.coolschool.ca. http://www.coolschool.ca/lor/BI12/unit4/U04L04.htm
[2] Diffusion. Konrad, Michael. Science is art. 5 July 2009. http://www.scienceisart.com/A_Diffus/DiffusMain_1.html






MAKALAH
CIRI CIRI MAKHLUK HIDUP



 



DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1.     NUR HAEDAH
2.     SRI NURAENI
3.     FRI DAMAYANI
4.     NUR HIDAYAH HAMID
5.     ALFIANTO
6.     JUMARDIN
7.     SITI ROSMAWATI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2011
KATA PENGANTAR
            Syukur Alhamdulillah kelompok kami mengucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas taufik dan hidayahnyalah, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
            Makalah ini yang di beri judul CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP, yang di harapkan dapat menjadi makalah utama sebagai petunjuk pembelajaran dalam kuliah BIOLOGI UMUM, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa mahasiswi.
            Teriring ucapan terimah kasih yang tak terhingga kepada teman­-teman karena berkat petunjuk dan saran-sarannyalah makalah ini dapat tersusun dengan baik serta kerja sama dan kekompakan dari kelompok kamilah dalam mencari materi untuk melengkapi isi dari makalah.
            Demikianlah semoga Allah SWT dapat memberikan pahala yang berlipat ganda kepada para penyusun, amin.



Makassar, 29 JANUARI 2011
   Penyusun

Kelompok








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang …………………………………………………………..
B.     Rumusan Masalah ……………………………………………………….
C.     Tujuan ……………………………………………………………………
BAB II  PEMBAHASAN
BAB III  PENUTUP
A.    Kesimpulan  ……………………………………………………………...
B.     Saran ……………………………………………………………………..


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
                  Dalam kehidupan sehari-hari, baik manusia, hewan, maupun  tumbuhan dapat dikatakan sebagai makhluk hidup  yang mempunyai ciri–ciri yakni : Bernapas, bergerak, makan, tanggap terhadap rangsangan, tumbuh dan berkembang, reproduksi, adaptasi, memerlukan suhu tertentu, mengeluarkan zat sisa.
B.  Rumusan Masalah
Ø  Menyebutkan dan menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup?
  1. Tujuan
Ø  Untuk mengetahui ciri-ciri makhluk hidup.













BAB II
PEMABAHASAN
A.    CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP
1.     Bernafas (respirasi)
Adalah proses pengambilan oksigen dari luar tubuh untuk proses pembakaran bahan makanan didalam tubuh.Proses pembakaran menghasilkan energi / tenaga.Pernapasan juga menghasilkan energi dan gas sisa yaitu karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O).Tumbuhan bernapas melalui lubang-lubang kecil pada daun yang disebut stomata dan melalui lubang-lubang kecil yang terdapat pada permukaan kulit batang yang disebut lentisel.Lentisel adalah lubang-lubang kecil pada batang tumbuhan sebagai tempat keluar masuknya karbon diokasia dan oksigen.
2.    Bergerak
Makhluk hidup bergerak, ada dua macam gerak yaitu gerak aktif dan gerak pasif. Gerak pasif, yaitu gerak yang proses geraknya tidak dapat diamati secara langsung, misalnya gerakan pada tumbuhan (contoh: mekarnya bunga, ujung tunas tanaman menuju kearah datangnya sinar matahari, menutupnya daun lamtoro pada malam hari dan akar tumbuhan menuju pusat bumi).
3.     Memerlukan makanan
Tumbuhan memperoleh makanan melalui proses fotosintesis
4.     Tumbuh
Terjadi karena adanya penambahan jumlah dan ukuran sel yang membangun makhluk hidup.Pertumbuhan pada makhluk hidup dipengaruhi oleh factor luar dan factor dalam.Faktor dalam misalnya zat tumbuh (hormon) atau factor keturunan. Faktor luar misalnya faktor lingkungan.
5.     Berkembang biak (Reproduksi)
Adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan. Tujuan berkembang biak adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya. Makhluk hidup berkembang biak secara kawin (seksual) dan tak kawin (aseksual). Hewan umumnya berkembang biak secara seksual. Hewan bertulang belakang (vertabrata) seperti kura-kura, burung dan tikus berkembang biak secara seksual. Hewan tidak bertulang belakang (avertabrata) dapat berkembang biak secara aseksual, yaitu dengan membentuk tunas seperti hydra dan ubur-ubur. Pada tumbuhan, perkembangbiakan seksual dilakukan dengan biji, seperti pada mangga, rambutan dan jagung. Sedangkan perrkembangbiakan aseksual dilakukan seperti pada pembentukan tunas (pisang & bambu) atau umbi batang (kentang) atau setek batang atau cangkok.
6.     Peka terhadap rangsang (Iritabilita)
Adalah kemampuan makhluk hidup untuk menerima dan menanggapi suatu rangsangan.
7.    Mengeluarkan zat-zat sisa (ekskresi)
Setiap hari urin (air seni) harus dikeluarkan. Urin yang diproduksi didalam ginjal dialirkan kekantong air seni (kantong kemih), kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kencing. Urin mengandung urea dan karbon dioksida hasil pernapasan, harus dikeluarkan dari tubuh karena bersifat racun bagi tubuh.Hewan mengeluarkan zat-zat sisa dari prosese metabolism.Metabolisme adalah proses pertukaran zat yang terjadi didalam mahkluk hidup. Misalnya proses pernafasan & pencernaan makanan.Tumbuhan juga mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme. Zat sisa pada tumbuhan berupa karbon dioksida (sebagai sisa proses pernafasan) dan oksigen (sebagai sisa proses fotosintesis). Zat-zat sisa dikeluarkan melalui stomata (yg terdapat pada daun) atau lentisel (yg terdapat pada batang). Pada tumbuhan hijau, zat-zat tersebut akan diperlukan kembali. Karbon dioksida diperlukan untuk fotosintesis dan oksigen diperlukan untuk respirasi












BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Yang perlu kita ketahui bahwa cirri-ciri makhluk hidup adalah: bernapas, bergerak, makan (nutrisi), tanggap terhadap rangsangan, tumbuh dan berkembang, reproduksi, adaptasi, memerlukan suhu tertentu, mengeluarkan zat sisa.


B.       Saran
               Sebagai saran terakhir dari makalah kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, sehingga pembaca dapat mengetahui apa-apa saja yang termasuk ciri-ciri makhluk hidup, dan dapat mengamalkan ilmu yang pembaca peroleh dari makalah ini.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar